Di antara Werrel dan Soist, hiduplah seorang lelaki bernama Knoist,
dan ia memiliki tiga orang putra.
Yang satu buta,
yang satu pincang,
dan yang ketiga—telanjang bulat.
Pada suatu ketika mereka pergi ke ladang, dan di sana mereka melihat seekor kelinci.
Yang buta menembaknya,
yang pincang menangkapnya,
yang telanjang memasukkannya ke dalam sakunya.
Lalu mereka sampai di sebuah danau yang amat besar, di atasnya ada tiga perahu:
yang satu berlayar,
yang satu tenggelam,
yang ketiga tak memiliki dasar.
Mereka bertiga pun naik ke perahu yang tidak berdasar itu.
Lalu mereka sampai di sebuah hutan yang amat besar,
di dalamnya ada sebatang pohon yang amat besar;
di dalam pohon itu ada sebuah kapel yang amat besar,
di dalam kapel itu ada seorang koster dari kayu karpinus,
dan seorang pendeta dari kayu merupuk,
yang membagikan air suci dengan pentungan.
"Betapa bahagia sesungguhnya orang yang mampu lari dari air suci!"
Catatan penerjemah: Koster adalah petugas gereja yang biasanya mengurus bangunan, lonceng, dan perlengkapan altar; kadang juga membantu dalam kebaktian. Dalam dongeng ini, tokohnya dibuat dari kayu dan berperilaku absurd, sebagaimana ciri khas cerita.
Komentar
Posting Komentar